Lounge
Perubahan Iklim Geser Pohon ke Ku
Perubahan iklim kini menjadi salah satu musuh utama benua Artik.   Bagaimana tidak, kondisi yang tercipta akibat pencemaran lingkungan ini   berpotensi menganggu ekosistem yang ada di sana. 
 
 Diperkirakan,pada tahun 2100 nanti, pepohonan akan menyebar sejauh 500 km ke utara benua yang diselimuti es abadi tersebut.
 
 Situasi  ini akan membuat es yang berada di lautan Artika mudah mencair.   Selanjutnya, perubahan struktur tanah yang terjadi akan menarik   spesies-spesies pepohonan lain dari Selatan seperti pohon pinus, atau   hewan seperti rubah bergerak menuju Utara. 
 
 "Perubahan seperti  ini terjadi lebih cepat dari yang kami antisipasi  sepuluh tahun lalu,"  kata Aevar Petersen, ketua Konservasi Flora dan  Fauna Artik (CAFF),  seperti dikutip dari Scientific American, 14 Mei  2011. 
 
 "Mulai  saat ini hingga 2100 mendatang, para Ilmuwan memperkirakan  pepohonan  akan bergerak hingga 500 km ke Utara benua Antartika," lanjut  Petersen. 
 
 Bila  hal ini terjadi, Petersen menegaskan, maka setengah tundra (padang  es  di kutub) yang tersebar dari Siberia hingga Kanada akan menghilang.
 
 Menurut  Peterson, di beberapa tempat, semak pohon pinus dari Selatan  telah  mengambil alih posisi rumput, lumut, dan lumut tundra. "Pepohonan   menyebar ke arah Utara dengan cepat," beber Peterson. 
 
 Sebagai  informasi, CAFF didukung oleh Dewan Antartika yang terdiri dari  Amerika  Serikat, Rusia, Kanada, dan lima negara Nordic. Saat ini,  menteri luar  negeri negara-negara tersebut telah setuju untuk  meningkatkan kerjasama  regional untuk mengantisipasi situasi ini.
 
 Ahli lainnya  mengatakan, perusahan-perusahaan kayu seperti Stora ENSO  atau Abiti  tidak akan diuntungkan oleh perubahan iklim ini. Pasalnya,  kondisi areal  tumbuhan yang baik juga berpotensi mendatangkan hama yang  banyak hingga  kebakaran hutan.
 
 Pemanasan yang terjadi di Artika memang dua  kali lebih cepat dibanding  pemanasan dunia. Ini disebabkan karena  tereksposnya tanah akibat  pencairan es atau air yang berwarna gelap akan  menyerap lebih banyak  panas matahari.
 
 "Jika es mencair, kami  mengkhawatirkan kondisi beruang kutub," kata  Petersen. "Benar-benar  tidak ada tempat untuk pindah," lanjutnya.  "Sebuah laporan internasional  pekan lalu memproyeksikan bahwa Artika  kehilangan lapisan es pada 30  sampai 40 tahun mendatang."
